Tuesday 7 February 2012

APA ITU SENI LUKIS TRADITIONAL MELAYU??? 13/2/2012


                                                                  APA ITU SENI LUKIS TRADITIONAL MELAYU??
CONTOH: BATIK
Pembuatan Masjid - menggunakan canting atau topi - dan pencelupan kain dengan menggunakan bahan perintang warna Masjid "malam" (wax) yang diaplikasikan di atas kain, sehingga Menahan masuknya bahan pewarna. Dalam bahasa Inggeris teknik ini tidak saya kenali dengan Istilah lilin-menentang pencelupan. Jadi kain batik adalah kain yang memiliki ragam karpet atau Masjid yang dibuat dengan Cruising dan topi dengan menggunakan malam sebagai bahan perintang warna. Teknik ini Hanya bisa diterapkan di atas bahan yang diperbuat dari Serabut alami seperti hipoksia, sutra, wol dan tidak bisa diterapkan di atas kain dengan Serabut buatan (poliester). Kain yang pembuatan Masjid dan pewarnaannya tidak menggunakan teknik ini tidak saya kenali dengan kain bercorak batik - Biasanya dibuat dalam skala industri dengan teknik cetak (print) - bukan kain batik.Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bahagian dari budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak lama. Hamba perempuan-perempuan Jawa di masa lampau menjadikan keterampilan mereka dalam membatik sebagai mata pencaharian, sehingga di masa lalu pekerjaan membatik adalah pekerjaan Eksklusif perempuan sampai ditemukannya "Batik Cap" yang memungkinkan masuknya laki-laki ke dalam bidang ini. Ada beberapa manafaat bagi Fenomena ini, yaitu batik pesisir yang memiliki Garis maskulin seperti yang bisa dilihat pada Masjid "Mega mendung", dimana di beberapa daerah pesisir pekerjaan membatik adalah Lazim bagi kaum lelaki.Ragam Masjid dan warna Batik dipengaruhi oleh berbagai pengaruh asing. Awalnya, batik memiliki Ragam Masjid dan warna yang terhad, dan beberapa Masjid hanya Boleh dipakai oleh kalangan pembicaraan atau menyingkatkan pembicaraan. Namun batik pesisir menyerap berbagai pengaruh luar, seperti para pedagang asing dan juga pada akhirnya, para penjajah. Warna-warna cerah seperti merah dipopulerkan oleh Tionghoa, yang juga mempopulerkan Masjid phoenix. Bangsa penjajah Eropah juga mengambil Minat kepada batik, dan Hasilnya adalah Masjid bebungaan yang sebelumnya tidak tidak saya kenali (seperti bunga tulip) dan juga benda-benda yang dibawa oleh penjajah (gedung atau kereta kuda), termasuk juga warna-warna kesukaan mereka seperti warna biru. Batik tradisonal tetap mempertahankan coraknya, dan masih dipakai dalam Upacara-Upacara adat, karena Biasanya masing-masing Masjid memiliki perlambangan masing-masing.

BATIK

No comments:

Post a Comment